Jurnal 1 Bunda Salihah

Juli 03, 2021

Identifikasi Masalah

Bismillah..

Assalamualaikum

Setelah mengikuti masa orientasi sebagai calon Ibu Pembaharu di Institut Ibu Profesional, dengan tema mengindentifikasi masalah, kok sama plek ya yang dialami ibu Septi dengan perasaan yang saya alami. Ada perasaan tidak percaya diri awal-awal saya menjadi ibu rumah tangga, setelah saya resign dari ranah publik yang menjadi kebanggaan ibunda saya waktu itu. Menjadi pegawai BUMN yang statusnya sebagai pegawai tetap angkatan terakhir yang langsung diangkat, dimana jaman itu sudah sangat langka. Ibu merasa tidak bangga dengan saya sebagai ibu rumah tangga, dan menjadikan saya merasa bersalah dengan keputusan resign yang saya ambil dimana keputusan itu proses panjang yang diambil setelah berdiskusi dengan pasangan.

Keputusan resign dari proses inilah saya merasa di "NOL" kan.. tanpa pangkat, tanpa gaji, tanpa teman, tanpa dukungan dari ortu, bahkan lingkungan keluarga dan lingkungan teman yang menyayangkan dengan keputusan resign.

Down.. ditambah saya tidak cekatan dalam kerumahtanggaan. Bisa dibayangkan?

Awal- awal jika bertemu dengan pertanyaan, "kerja dimana mba?" Saya malu dan tidak sanggup menjawabnya. Alhamdulilah waktu demi waktu.. kurikulum demi kurikulum di IIP menggiring saya bermindset baru, bertemu dengan teman baru yang saling menguatkan, pasangan yang sabar berproses bersama, saya sudah tidak malu menjawab, "saya ibu rumah tangga".

Namun, saya kok masih merasa tidak pede?? Merasa tidak bisa apa-apa, hanya begini-begini saja. Ternyata keinginan diri untuk bertumbuh yang menjadikan saya tidak pede. Dan setelah digali lagi berhubungan dengan tidak mandiri secara finansial. Kenapa bisa ketemu dengan akar ini? Budaya didikan keluarga yang menjadikan saya sebisa mungkin tidak merepotkan, bisa mandiri, memberi lebih baik daripada menerima yang membuat dalam hati ini merasa tidak pede.

Selain akar masalah diatas, untuk saat ini yang saya butuhkan adalah bagaimana menjadi ibu yang bahagia dalam membersamai anak-anak dalam belajar di masa pandemi, agar mereka dapat bertumbuhkembang maksimal alamiah sesuai fitrahnya.

Saya butuh penguatan di sektor ini yang saat ini menjadi prioritas utama. Terkadang saya merasa hanya menggugurkan kewajiban saja dalam membersamainya, karena kegiatan domestik yang harus saya kerjakan baik kebersihan rumah, per laundryan, mengatur menu makan, dsb.